demafuad.iainponorogo.ac.id – Minggu, 01 Agustus 2021 Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (DEMA FUAD) menggelar acara kedua setelah Musyawarah Besar (MUBES) bertempatan di aula FUAD. Pada kesempatan kali ini DEMA FUAD meluncurkan kabinet “Dewa Ruci” dan Webinar Nasional bersama Forum Mahasiswa Ushuluddin Se-Indonesia dengan tema “Politis atau Apolitis, Ushuluddin diposisi mana?”.
Acara dimulai pukul 09:30 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon dan doa. Acara diikuti oleh tamu undangan yang berada dilingkup IAIN Ponorogo, mengingat sekarang masih berlangsung PPKM level 4. Tamu undangan meliputi DEMA Institut IAIN Ponorogo, DEMA Fakultas IAIN Ponorogo, dan tidak lupa seluruh HMJ FUAD.
Dr. Iswahyudi,M.Ag selaku Wakil Dekan 3 FUAD berharap kepada DEMA FUAD 2021 untuk tidak ikut-ikutan apa yang dilakukan orang lain melaikan harus membuat orang-orang tersebut mengikuti kita (DEMA FUAD). “Kenapa Rasullulah dikenang, karena Rasulullah menciptakan dan menjalankan yang baru, yang tidak dilakukan oleh para nabi-nabi sebelumnya. Karena itu mari kita panjatkan doa kepada ALLAH SWT, semoga kita dapat menginspirasi orang lain dan kegiatan-kegiatan kita dapat menjadikan kita semua Agent of Change dan Agent of Social Control” ujar DR. Iswahyudi.M.Ag dalam sambutannya.
Ananda Erliyana Putri bagian dari panitia penyelengara memperkenalkan dan menjelaskan web resmi serta visi misi DEMA FUAd 2021. Didalam web demafuad.iainponorogo.ac.id terdapat fitur yang ditawarkan diantaranya layanan kabinet, kotak aspirasi, dan sturktur kabinet. Jika mengalami kendala dalam web bisa hubungi contact person yang tersedia. “Dengan bangga kami memperkenalkan kabinet DEMA FUAD 2021 yaitu Dewa Ruci untuk filosofinya bisa dilihat pada chanel youtube kami” ujar Ananda Erliyana Putri selaku perwakilan panitia.
Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan webinar, dalam acara ini diselenggarakan secara online melalui Zoom. Pemateri dihadirkan dari Formadina pusat yaitu M. Helmi Migfaza.”Terkait isu-isu yang berkembang sehingga muncul tanda tanya “Ushuluddin dimana?”.Ushuluddin tidak ke mana-mana dan tidak melarang Ushuluddin menyuarakan kebenaranhanya saja tidak bisa mengatasnamakan Ushuluddin karena ada kesatuan yang satu, udahlah udah saja kalau seperti itu mengatas namakan mahasiswa, walaupun ada yang mencari ketenaran atas nama” jawaban M.HelmiMigfaza yang menjadi tanda tanya kita semua.Acara ditutup pada pukul 12:30 dengan foto bersama pemateri secara online.
Penulis : Alfiansyah Mulyana
