demafuad.iainponorogo.ac.id – Rabu, 7 Juli 2021 telah berlangsung Sidang Paripurna I SEMA FUAD IAIN Ponorogo. Panitia dalam acara ini adalah pengurus SEMA FUAD, sedangkan pesertanya adalah dari kalangan BPH (Badan Pengurus Harian) maupun perwakilan dari setiap ORMAWA FUAD, mulai dari DEMA, HMJ BPI, KPI dan IAT. Tak lupa, SEMA FUAD juga turut mengundang pengurus SEMA Fakultas se-IAIN Ponorogo, yang dihadiri oleh masing-masing perwakilan baik dari FATIK, FEBI, maupun FASYA. Terlebih, perwakilan dari SEMA Institut pun dengan sangat tulus mau meluangkan waktunya untuk hadir dalam acara, meski sebenarnya sedang disibukkan dengan adanya kegiatan KPM-DDR (Kuliah Pengabdian Masyarakat-Daring Dari Rumah).
Selain dilaksanakan secara offline, Sidang Paripurna I SEMA FUAD IAIN Ponorogo kali ini juga dilaksanakan secara online dengan melakukan live streaming di instagram, sehingga melalui live streaming tersebut diharapkan anggota ORMAWA yang sedang berhalangan hadir dan khususnya mahasiswa FUAD IAIN Ponorogo juga dapat ikut serta berpartisipasi dalam Sidang Paripurna I tersebut.
Sekitar pukul 09.00 WIB Sidang Paripurna I SEMA FUAD IAIN Ponorogo dimulai dan selesai kurang lebih pada pukul 16.00 WIB. Acara tersebut terlebih dahulu dibuka dengan membaca surat al-Fatihah bersama, setelah itu pelantunan ayat suci al-Qur’an, selanjutnya menyayikan lagu Indonesia Raya, Yalal Waton, dan Mars IAIN Ponorogo, kemudian penyampaian sambutan oleh Ketua Panitia Sidang Paripurna I SEMA FUAD, Ketua SEMA FUAD, serta perwakilan dari SEMA Institut.
“mewujudkan sinergitas di dalam FUAD IAIN Ponorogo”, kurang lebih begitulah harapan yang dituturkan oleh Bilad Arkan, selaku Ketua Panitia dalam Sidang Paripurna I SEMA FUAD IAIN Ponorogo. Sinergitas adalah sebuah interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum.
Agus Rahmat, selaku pimpinan sidang memimpin jalannya persidangan pada sesi pertama yang membahas mengenai tata tertib Sidang Paripurna I SEMA FUAD IAIN Ponorogo. Peserta sidang mencermati kemudian mengajukan opsi ataupun rekomendasi ketika dirasa dalam tata tertib terdapat sesuatu yang belum bisa disepakati oleh seluruh peserta sidang. Seluruh peserta sidang memiliki antusiasme tinggi sehingga persidangan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah tata tertib selesai dibacakan, selanjutnya dilakukan peninjauan ulang lalu keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama.
Setelah itu, terdapat sosialisasi mengenai PPTA (Pedoman Penyelenggaraan Tertib Administrasi) oleh Oktavia, selaku Sekretaris SEMA FUAD IAIN Ponorogo. Salah satu tujuan dari dibentuknya PPTA ini adalah untuk mewujudkan sinergitas antar Lembaga ORMAWA RM IAIN Ponorogo sesuai dengan tatanan hukum yang berlaku. Maka sosialisasi dipandang perlu bagi peserta sidang, agar seluruh Lembaga ORMAWA RM IAIN Ponorogo, terkhususnya ORMAWA FUAD mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Sosialisasi PPTA selesai, waktu dzuhur pun telah tiba. Seluruh peserta sidang diberi waktu selama kurang lebih 30 menit untuk istirahat, shalat dzuhur dan makan. Seluruh peserta bergantian mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Setelah shalat, seluruh peserta mengambil konsumsi makan siang yang telah disediakan oleh panitia. Seusai makan bersama, sekitar pukul 13.00 WIB sidang sesi kedua pun dimulai.
Presentasi program kerja disampaikan oleh ketua dan wakil ketua dari masing-masing ORMAWA, dimulai dari DEMA oleh Fahad dan Ananda, dilanjutkan oleh HMJ BPI yang disampaikan oleh Putri dan …, KPI oleh Afif dan Lutfa dan yang terakhir adalah IAT oleh Wahyu dan Romy. Program kerja yang mereka presentasikan terdengar meyakinkan dan menjanjikan bagi eksistensi kampus, terkhususnya Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponorogo. Dengan penuh percaya diri, mereka memaparkan masing-masing program kerja dan juga kalender kegiatan yang telah disusun secara terstruktur. Pemaparan dilakukan sampai seluruh peserta sidang mampu memahami poin yang disampaikan. Setelah presentasi selesai, masing-masing ORMAWA mendapatkan feedback dari panitia maupun peserta sidang. Feedback berupa saran maupun kritik yang membangun bagi kemajuan masing-masing ORMAWA.
Program kerja yang telah dipresentasikan oleh masing-masing ORMAWA pada akhirnya disepakati dan diterima oleh pimpinan dan seluruh peserta sidang. “Lega”, mungkin hanya satu kata itu yang mereka harapkan. Tentu pijakan selanjutnya adalah tanggungjawab yang semakin jelas terlihat di depan mata.
Liputan Berita Ditulis Oleh : Tsania Nadif Hilmie selaku BPH DEMA FUAD IAIN PONOROGO